Sunday, March 15, 2009

Sedekah: Ajarkan Anak Jadi Pemurah

Seringkali kita merasa iri menyaksikan seorang anak kecil yang begitu pemurah kepada peminta-minta atau fakir. Karena disisi lain, sering kita dapatkan anak kita sendiri begitu 'hemat' alias tidak suka berbagi kepada orang lain. Sebaliknya, karena kita sebagai orang tua membiasakan agar anak-anak terbiasa memberi sebagian nikmat yang mereka dapatkan kepada yang membutuhkan, tentu merasa kesal jika melihat anak lain yang pelit.

Like son like father, begitu pepatah barat mengatakan. Tentu pepatah itu berlaku umum, artinya sang orangtualah yang sangat berperan mendidik anak secara langsung maupun tidak langsung sifat dan karakter anak-anaknya, hasilnya bisa positif dan bisa negatif.

Pendidikan anak sejak dini secara langsung, tentu saja dilakukan secara sengaja dengan mengajarkan hal-hal positif dan bermanfaat kepada anak. Sedangkan yang tidak langsung, sesuai dengan sifatnya yang suka meniru, anak-anak selalu melakukan apa yang orangtua lakukan. Uniknya, tidak sedikit para orangtua yang tidak menyadari hal ini, atau setidaknya sedikit lengah bahwa perilaku mereka sangat berdampak kepada tingkah laku anak.

Melatih anak agar menjadi pemurah, tentu menjadi hal yang relatif lebih mudah jika kita sebagai orangtua juga terbiasa berbagi. Dalam berbagai kesempatan kita bisa mengajarkan si kecil agar terbiasa menjadi pemurah, ini dimaksudkan, agar kelak sampai dewasa ia menjadi orang yang pemurah, suka bersedekah.

Oleh karena itu, ajarkan anak-anak kita menjadi pemurah, karena dengan demikian kita juga mengajarkan mereka untuk senantiasa mensyukuri nikmat yang Allah berikan. Caranya?

1. Dari Tangan Anak
Biasakan memberi shodaqoh kepada orang lain melalui tangan anak-anak kita. Hingga tangan mungilnya itu terbiasa memberi meski tidak kita perintahkan. Bahkan, ada orangtua yang 'kerepotan' karena anaknya selalu memaksa untuk memberi kepada setiap orang yang dikiranya hendak meminta.

Sejak kecil, ajaklah mereka ke tempat-tempat biasa kita menyalurkan zakat dan infaq semisal ke yayasan yatim piatu. Mungkin mereka tidak mengerti apa yang kita lakukan meski kita sudah mencoba memberinya pengertian. Tapi, memorinya akan merekam pengalaman tersebut dan sekaligus mengajarkan mereka untuk senantiasa memberi kepada 'si lemah'.

2. Infak di Masjid
Untuk anak laki-laki, selipkan uang secukupnya setiap kali mereka pergi sholat Jum'at untuk infak (tromol) masjid. Sekecil apapun, tentu bukan nilainya yang penting. Anak-anak secara langsung akan belajar berinfak sehingga suatu saat, setiap ia memasuki masjid (tidak mesti Jum'at) tangannya terbiasa mengulurkan uang untuk diinfakkan. Kuncinya, sang ayah tentu harus sering-sering mengajak anak-anak ke masjid.

3. Berbagi Makanan
Membawa makanan saat sekolah di Taman Kanak-Kanak (Raudhatul Athfal) tentu menjadi kesenangan tersendiri bagi setiap anak. Tambahkan kesenangan mereka dengan dengan satu kebiasaan memberi sebagian makanan bawaan mereka kepada temannya. Jadi, dengan sedikit berkorban, lebihkan bawaan anak-anak kita untuk dibagikan kepada satu atau dua temannya.

4. Makan Bersama Teman di Rumah
Sesekali, pilih satu hari khusus (tidak mesti saat berulang tahun) untuk mengundang teman-teman anak makan di rumah. Suruhlah ia yang langsung mengundang beberapa temannya, agar terasa langsung mereka yang mengajak. Anak-anak akan secara langsung dapat mempererat hubungan persaudaraan dengan teman-temannya dalam acara makan bersama itu.

5. Menabung untuk si Fakir
Bukan maksud memberi lebih uang kepada anak, melainkan sebagiannya untuk ditabung. Ajarkan anak menabung untuk dua hal, satu tabungan untuk masa depan dan satu lagi untuk diberikan kepada anak-anak yatim piatu dan para fakir setiap bulannya. Sekali lagi, tidak penting berapa jumlah yang ia bisa berikan kepada si fakir, tetapi pembiasaannya jauh lebih penting.

6. Saling Hantar kepada Tetangga
Dalam rangka mempererat hubungan, saling memberi makanan atau hadiah (oleh-oleh perjalanan) kepada para tetangga tentu bukan barang baru bagi masyarakat Indonesia. Ajarkan anak-anak untuk juga melestarikan budaya ini. Biarkan anak-anak yang menhantarkan makanan kepada tetangga setiap kali kita memasak lebih. Jelaskan pula kepadanya manfaat dari budaya saling memberi itu. (bayu)

Sumber : Eramuslim
Mudah - mudahan bermanfaat. baca juga kerja keras adalah energi kita
Stay Cool in http://newmasgun.blogspot.com/



1 comment:

  1. munkin saja itu terjadi, klo di ajarkan dengan benar...

    ReplyDelete