Monday, February 23, 2009
Ternak Belut Utk Lahan Sempit ( Berbagi Pengalaman 2 )
Download Artikel ini klik ----> Ternak lahan sempit
Berikut pengalaman ternak belut utk lahan yg sempit.
Bahan membuat kolam mudah didapat. Selain pipa besi, Agus hanya memakai besi siku-siku, dan kawat tipis. Pipa berdiameter 1,5-2 cm masing-masing sepanjang 1 m dan 3 m dibuat seperti balok persegi panjang. Setiap ujung pipa dibuat ulir untuk mengikat besi siku-siku saat menyambungkan antarpipa.
Pipa tiang pancang dilebihkan sekitar 10 cm untuk ditanam sebagai pondasi. Agar rangka kolam lebih kuat, di bagian tengah balok diberi tambahan 4 batang besi cor dan pipa besi yang panjangnya mengikuti ukuran setiap sisi kolam. 'Untuk memperkuat pegangan terpal, dinding rangka diberi ram kawat,' tutur pehobi tenis itu.
Terakhir terpal dipasang mengikuti bentuk kolam. Supaya bagian atas terpal tidak jatuh, setiap ujungnya diikat kawat. Ikatan itu dipakai juga di beberapa titik sepanjang keliling atas kolam. 'Pengalaman selama ini terpal tidak pernah ambruk,' kata Agus. Namun, jika ingin lebih kuat lagi, bagian atas terpal dipatok dengan kawat tebal berukuran di atas 2 mm. 'Modal pembuatan kolam tidak sampai setengah juta rupiah,' tambahnya.
Media fermentasi
Agus menuturkan, ia memakai media fermentasi untuk memelihara belut. Media berupa campuran jerami, pelepah pisang, kompos, pupuk kandang, dan lumpur itu, dibuat di luar kolam. Alasannya, proses pematangan media berlangsung lebih cepat. 'Kalau mematangkan di kolam waktunya bisa lebih dari sebulan. Itu pun belum tentu semuanya menjadi matang,' katanya
Media dibuat dengan mencacah jerami dan pelepah pisang. Cacahan itu lantas dicampur kompos dan pupuk kandang, lalu disiram konsentrat mengandung mikroorganisme pengurai sebanyak 50 cc/10 l air. Campuran itu dijemur hingga kering, kemudian disungkup terpal sekitar 3 pekan.
Media yang sudah jadi ditaburkan setebal 60 cm, selanjutnya ditutupi lumpur setinggi 15 cm. Tambahkan air pada media hingga mencapai ketinggian 3 cm. Maksudnya agar media selalu basah sesuai habitat asli belut.
Fleksibel
Menurut Ardyant Taufik, peternak di Solo, Jawa Tengah, kolam knockdown itu sangat fleksibel. 'Selain mudah dirakit, ukurannya dapat menyesuaikan tempat yang dimiliki,' tuturnya. Artinya bentuk kolam tidak selalu persegi panjang. Lingkaran pun dapat dibuat dengan menyesuaikan bentuk pipa.
Berdasarkan pengalamannya kolam knockdown awet, dapat dipakai bertahun-tahun. 'Itu yang melandasi saya membuat kolam knockdown. Bandingkan dengan kolam bambu yang akan rapuh setelah beberapa kali panen,' tambah Agus.
Di balik keunggulan itu, Sumardi, peternak di Banyumas melihat ada kelemahan dari kolam knockdown. 'Sirkulasi air untuk menambah oksigen terlarut sedikit,' ungkapnya. Kalau pun dibuat, tidak mungkin melubangi terpal sebagai jalan keluar air. 'Jika dipaksa dibuat menyebabkan terpal bisa sobek karena mendapat tekanan dari media,' tambahnya.
'Meski mahal, kolam semen tetap lebih aplikatif,' ucap Muharni, peternak di Boyolali. Hal itu didasarkan pada kelebihan-kelebihan kolam semen dibandingkan kolam knockdown. Salah satunya dapat mempertahankan suhu ideal 26-27oC, sehingga belut-belut merasa nyaman meski dipelihara dalam kondisi panas sekalipun. Itu yang sulit didapat pada kolam knockdown. Toh kolam bongkar-pasang ciptaan Agus itu tetap menjadi jawaban atas keinginan peternak yang memiliki lahan sempit.
baca juga kerja keras adalah energi kita
Sumber : Internet
Thursday, February 19, 2009
Artikel Ttg Belut (Berbagi Pengalaman 1)
Membesarkan belut hingga siap panen dari bibit umur 1-3 bulan butuh waktu 7 bulan. Namun, Ruslan Roy, peternak sekaligus eksportir di Jakarta Selatan, mampu menyingkatnya menjadi 4 bulan. Kunci suksesnya antara lain terletak pada media dan pengaturan pakan.
Belut yang dipanen Ruslan rata-rata berbobot 400 g/ekor. Itu artinya sama dengan bobot belut yang dihasilkan peternak lain. Cuma waktu pemeliharaan yang dilakukan Ruslan lebih singkat 3 bulan dibanding mereka. Oleh karena itu, biaya yang dikeluarkan Ruslan pun jauh lebih rendah. Selain menekan biaya produksi, panen dalam waktu singkat itu mampu mendongkrak ketersediaan pasokan, ujar Ruslan.
Pemilik PT Dapetin di Jakarta Selatan itu hanya mengeluarkan biaya Rp8.000 untuk setiap kolam berisi 200 ekor. Padahal, biasanya para peternak lain paling tidak menggelontorkan Rp14.000 untuk pembesaran jumlah yang sama. Semua itu karena Ruslan menggunakan media campuran untuk pembesarannya.
Media campuran
Menurut Ruslan, belut akan cepat besar jika medianya cocok. Media yang digunakan ayah dari 3 anak itu terdiri dari lumpur kering, kompos, jerami padi, pupuk TSP, dan mikroorganisme stater. Peletakkannya diatur: bagian dasar kolam dilapisi jerami setebal 50 cm. Di atas jerami disiramkan 1 liter mikroorganisma stater. Berikutnya kompos setinggi 5 cm. Media teratas adalah lumpur kering setinggi 25 cm yang sudah dicampur pupuk TSP sebanyak 5 kg.
Karena belut tetap memerlukan air sebagai habitat hidupnya, kolam diberi air sampai ketinggian 15 cm dari media teratas. Jangan lupa tanami eceng gondok sebagai tempat bersembunyi belut. Eceng gondok harus menutupi ¾ besar kolam, ujar peraih gelar Master of Management dari Philipine University itu.
Bibit belut tidak serta-merta dimasukkan. Media dalam kolam perlu didiamkan selama 2 minggu agar terjadi fermentasi. Media yang sudah terfermentasi akan menyediakan sumber pakan alami seperti jentik nyamuk, zooplankton, cacing, dan jasad-jasad renik. Setelah itu baru bibit dimasukkan.
Pakan hidup
Berdasarkan pengalaman Ruslan, sifat kanibalisme yang dimiliki Monopterus albus itu tidak terjadi selama pembesaran. Asal, pakan tersedia dalam jumlah cukup. Saat masih anakan belut tidak akan saling mengganggu. Sifat kanibal muncul saat belut berumur 10 bulan, ujarnya. Sebab itu tidak perlu khawatir memasukkan bibit dalam jumlah besar hingga ribuan ekor. Dalam 1 kolam berukuran 5 m x 5 m x 1 m, saya dapat memasukkan hingga 9.400 bibit, katanya.
Pakan yang diberikan harus segar dan hidup, seperti ikan cetol, ikan impun, bibit ikan mas, cacing tanah, belatung, dan bekicot. Pakan diberikan minimal sehari sekali di atas pukul 17.00. Untuk menambah nafsu makan dapat diberi temulawak Curcuma xanthorhiza. Sekitar 200 g temulawak ditumbuk lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air rebusan dituang ke kolam pembesaran. Pilih tempat yang biasanya belut bersembunyi, ujar Ruslan.
Pelet ikan dapat diberikan sebagai pakan selingan untuk memacu pertumbuhan. Pemberiannya ditaburkan ke seluruh area kolam. Tak sampai beberapa menit biasanya anakan belut segera menyantapnya. Pelet diberikan maksimal 3 kali seminggu. Dosisnya 5% dari bobot bibit yang ditebar. Jika bibit yang ditebar 40 kg, pelet yang diberikan sekitar 2 kg.
Hujan buatan
Selain pakan, yang perlu diperhatikan kualitas air. Bibit belut menyukai pH 5-7. Selama pembesaran, perubahan air menjadi basa sering terjadi di kolam. Air basa akan tampak merah kecokelatan. Penyebabnya antara lain tingginya kadar amonia seiring bertumpuknya sisa-sisa pakan dan dekomposisi hasil metabolisme. Belut yang hidup dalam kondisi itu akan cepat mati, ujar Son Son. Untuk mengatasinya, pH air perlu rutin diukur. Jika terjadi perubahan, segera beri penetralisir.
Kehadiran hama seperti burung belibis, bebek, dan berang-berang perlu diwaspadai. Mereka biasanya spontan masuk jika kondisi kolam dibiarkan tak terawat. Kehadiran mereka sedikit-banyak turut mendongkrak naiknya pH karena kotoran yang dibuangnya. Hama bisa dihilangkan dengan membuat kondisi kolam rapi dan pengontrolan rutin sehari sekali, tutur Ruslan.
Suhu air pun perlu dijaga agar tetap pada kisaran 26-28oC. Peternak di daerah panas bersuhu 29-32oC, seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi, perlu hujan buatan untuk mendapatkan suhu yang ideal. Son Son menggunakan shading net dan hujan buatan untuk bisa mendapat suhu 26oC. Bila terpenuhi pertumbuhan belut dapat maksimal, ujar alumnus Institut Teknologi Indonesia itu.
Shading net dipasang di atas kolam agar intensitas cahaya matahari yang masuk berkurang. Selanjutnya 3 saluran selang dipasang di tepi kolam untuk menciptakan hujan buatan. Perlakuan itu dapat menyeimbangkan suhu kolam sekaligus menambah ketersediaan oksigen terlarut. Ketidakseimbangan suhu menyebabkan bibit cepat mati, ucap Son Son.
Hal senada diamini Ruslan. Jika tidak bisa membuat hujan buatan, dapat diganti dengan menanam eceng gondok di seluruh permukaan kolam, ujar Ruslan. Dengan cara itu bibit belut tumbuh cepat, hanya dalam tempo 4 bulan sudah siap panen. (Hermansyah)
baca juga kerja keras adalah energi kita
Tuesday, February 17, 2009
Kumpulan Artikel Ttg Belut (Pemijahan)
Belut mudah berkembang biak di alam tetapi juga tidak sulit dikembangbiakkan dikolam tebok, dikolam jaring atau di drum asalkan media yang ada memenuhi syarat sesuai dengan media aslinya. Secara alami belut berkembang biak setahun sekali , tetapi dengan masa perkawinan yang sangat panjang, yakni dari musim kemarau hingga permulaan musim hujan (4-5 bulan) .
Perkawinan belut pada umumnya terjadi pada malam hari yang panas akibat mendung sehingga suhu naik menjadi sekitar 28 derajat Celcius. ketika musim kawin tiba, akan telihat belut jantan berbodong-bodong berenang ketepi perairan yang dangkal berlumpur . Ditempat itulah nantinya belut jantan menggali lubang perkawinan dibangun mirif huruf “U”. Selanjutnya dalam lubang tersebut belut jantan akan membuat gelembung-gelembung udara yang membusa di permukaan air diatas salah satu lubangnya. Busa-busa tersebut berguna untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Belut jantan menanti kehadiran belut betina dilubang yang diselimuti busa setelah belut betina tiba sebelum masa perkawinan berlangsung akan terjadi percumbuan terlebih dahulu.
Didalam perkawinan telur-telur dari belut betina akan dikeluarkan disekitar lubang dibawah busa-busa yang mengapung dipermukaan air. Telur yang sudah dibuahi selanjutnya akan dimasukkan ke mulut belut jantan untuk diamankan dalam lubang persembunyian dan langsung dierami . Kemudian belut jantanlah yang akan mejalani tugas mejaga telur-telur tersebut sampai menetas . Selama menjaga telur-telurnya, belut jantan mejaga sangat galak . apabila ada makhluk lain mendekat kesarangnya pasti akan diserang .
Untuk itulah belut betina harus dipisahkan dari belut jantan yang galak, karena setelah mengeluarkan telur, belut betina akan mengalami perubahan karakter dan fisik sehingga menjadi gampang lapar dan buas dan telur – telurnya bisa jadi mangsanya sendiri. Cara memisahkanya dengan memberi umpan posong berupa cacing yang ditumpuk dicampur bawang putih. Kemudian menggiringnya ketempat yang berbeda .
Setelah 2-3 minggu, telur belut akan menetas. Dari 800-1.200 telur hanya 350 ekor yang berhasil ditetaskan. selama seminggu, anak belut yang baru menetas belum mampu mecari makan sendiri karena bentuknya masih lebih kecil dari pada cacing sutra. Makanannya anak belut yang baru menetas berupa jasad renik dan plankton yang dihasilkan dari media pupuk seperti dijerami dan kotoran yang sudah disiapkan sebelumnya .
Telur-telur belut dialam bebas akan menetas setelah 9-10 hari . Namun , untuk dikolam pendederan pemijahan, telur-telur belut akan menetas dalam waktu 12-14 hari. Saat baru menetas, anak belut yang berwarna kuning keputihan berubah menjadi coklat muda cerah . Anak belut yang sudah menetas sementara masih diasuh oleh belut jantan selama sekitar 2 minggu . Setelah berumur 15 hari , anak belut sudah berenang sendiri dan meninggalkan sarangnya. Mereka sudah mampu menggali lubang dan mencari makan sendiri ditempat lain .
Setelah menetas , belut mengonsumsi makanannya dari yolk solk atau kantong lembaga .
Sunday, February 15, 2009
Kumpulan Atrikel Ttg Belut ( Wadah )
Download Artikel ini klik ----> Wadah utk Budidaya
a. Drum (Tong)
Faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kolam dengan wadah drum adalah jenis drum dan bahan yang digunakan. Drum yang dipakai sebagai tempat pembudidayaan belut sebaiknya terbuat dari plastik atau kaleng. Namun untuk drum kaleng usahakan dicat terlebih dahulu untuk menghilangkan bau zat kimia atau bau karat yang mungkin masih ada di dalam drum. Standar ukuran drum yakni tinggi 60 cm dalam kondisi rebah dan batas antar sudutnya 5 cm. Satu hal perlu dipastikan sebelum menggunakan drum yaitu hilangkan bau dari drum yang akan digunakan baik itu bau plastik yg menusuk maupun bau karat atau cat dari drum yang akan kita gunakan.
b. Kolam Tembok
Kolam tembok biasanya dibangun di atas tanah dengan kontruksi berupa batu kali , batu bata , atau batako. Kolam tembok bersifat lebih permanent dari kolam lainya.
c. Kolam Jaring
Kolam jaring untuk memelihara belut bisa memanfaatkan kolam bekas untuk memelihara ikan mas, lele, patin dan gurami. Dalam pembuatan kolam jaring hal yang terpenting yang harus diperhatikan adalah ketinggian kolam tidak boleh lebih dari 1 meter agar pemanenannya mudah. Jaring yang digunakan biasanya memiliki ujuran lubang RK 5-7, sama dengan jaring yang dipakai untuk memelihara lele. Kolam jaring biasanya tidak mempunyai sumber mata air di bawahnya. Lokasi kolam sebaiknya kedap air dan sifatnya sementara karena kekuatan jaring hanya untuk 4 kali panen atau sekitar 2 tahun.
Di antara ke 3 wadah budi daya tersebut ternyata kolam tembok lebih banyak digunakan . Karena menggunakan kolam tembok, secara langsung kita bisa mengontrol aktivitas belut dari mulai pembibitan hingga perkembangbiakannya. Selain itu juga bisa digunakan untuk mengetahui tingkat kematangan media dan kelancaran air irigasi.
Kolam tembok lebih tahan lama dibandingkan kolam lain. Daya tahan kolam tembok sekitar 5-10 tahun sedangkan pada kolam jaring, efektivitas kolam jaring yang digunakan paling lama bertahan 4 kali panen atau berkisar 2 tahun. Setelah itu jaring harus diganti. Begitu halnya dengan kolam dari drum, setidaknya drum tersebut harus diganti diganti paling lama 2 tahun. Jika terlalu lama zat besi yang terkandung dalam tong akan lebih cepat berkarat.
Buat rekan – rekan yg punya informasi tambahan atau koreksi silahkan hub email gsyah_bdg@yahoo.com saya nanti akan saya koreksi atau tambahkan informasinya agar banyak yg ikut tercerahkan juga.
baca juga kerja keras adalah energi kita
Saturday, February 14, 2009
Kumpulan Artikel Ttg Belut ( Bibit )
Dowload artikel ini klik -----> Bibit Belut
Banyak diantara teman - teman yg bertanya tentang budidaya belut ke email saya, dalam blog ini saya akan tampilkan beberapa artikel secara bertahap sebagai bahan refensi kepada rekan - rekan yang mau budidaya belut khususnya rekan - rekan di Komunitas Belut Bandung ( Bandung Belut Community ).
Mudah - mudahan kumpulan artikel ini ada manfaatnya sebagai bahan masukan bagi rekan - rekan dan kepada rekan - rekan lain yg mempunyai referensi dan pengalaman yg banyak silahkan utk saling bertukar informasi melalui blog ini nanti akan di publikasikan kepada rekan - rekan lainnya yang membutuhkan.
KHASIAT BELUT
Belut atau nama saintifiknya Monopterus Albus termasuk kategori ikan dan berbentuk panjang dengan kepalanya yang bulat dan berinsang. Sungguhpun ramai yang tidak 'sudi' makan belut, tetapi diakui, hidupan air tawar ini kaya dengan pelbagai khasiat.
Belut juga kaya dengan lemak, kalsium, vitamin B, Vitamin D dan zat besi.
Tidak heranlah ramai yang percaya belut boleh membantu mengubati penyakit seperti buah pinggang, lelah, darah gemuruh, lemah tenaga batin dan penyembuhan luka pembedahan.
Spesies ikan ini jika diamalkan memakannya selalu, dikatakan boleh menguatkan daya tahan tubuh, menormalkan tekanan darah, menghaluskan kulit, mencegah penyakit mata, menguatkan daya ingatan dan membantu mencegah hepatitis.
Memilih bibit yang baik
Bibit bisa kita peroleh dengan menangkarkan sendiri maupun dengan membeli bibit dari peternak lain. Memilih bibit yang baik merupakan langkah awal yang sangat strategis dalam memulai ternak, gagal dalam merencanakan penggunaan bibit yang baik sama dengan merencanakan kegagalan kita sendiri..
- Anggota tubuhnya masih utuh dan mulus, yakni tidak ada luka bekas gigitan atau jamur.
- Penampilan yang sehat, bisa dicirikan dalam tubuhnya yang keras dan tidak lemas ketika dipegang.
- Gerakan tubuhnya lincah dan agresif.
- Tubuh berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklatan.
- Berumur 2-4 bulan.
Belut mempunyai kelamin ganda (hermaprodit) dan mengalami pergantian kelamin dari betina ke jantan dalam siklus perkawinannya. Belut muda selalu berkelamin betina, sedangkan belut yang sudah tua selalu berkelamin jantan. Dari hasil pengamatan selama ini sifat-sifat belut memang seperti itu. Karena itu, pada belut bisa terjadi masa kosong kelamin atau banci. Kira-kira hal ini terjadi ketika umur belut 9-10 bulan. Dengan adanya perubahan kelamin inilah pada belut sering terjadi kanibalisme yang tinggi, yakni saling membunuh dan saling memangsa antara mereka (kanibal). Induk belut yang baik dapat dikenali secara fisik dan penampilannya.
Ciri-ciri induk belut jantan dan induk belut betina.
Ciri induk belut jantan :
Belut sawah | Belut rawa |
-Panjang sekitar 40 cm | -Panjang diatas 50 cm |
-Warna permaukaan kulit gelap atau abu-abu , labih gelap dari pada belut rawa | -Warna permukaan kulit gelap , kekuningan, abu-abu , atau belang-belang |
-Bentuk kepala tumpul | -Kepala agak besar besar dan tumpul |
-Umur diatas 10 bulan | -Umur di atas 9 bulan |
Ciri induk belut betina
Belut sawah | Belut rawa |
- Panjang sekitar 30 cm | - Panjang di atas 40 cm |
-Warna permukaan kulit lebih cerah atau lebih muda dari pada belut rawa | - Warna cerah atau belang-belang |
- Perut kekuningan dan ada bakal telur | - Bentuk kepala runcing |
- Bentuk kepala runcing | - umur diatas 9 bulan |
-Umur di bawah 9 bulan |
Yang perlu diperhatikan dalam budidaya belut :
- Hindari sinar lampu
- Jangan ceroboh, misalnya menggangu belut dengan memasukkan tangan atau benda ke dalam kolam
- Sebagai parameter limbah, misalnya jika kemala belut lebih besar daripada badannya berarti lokasi tersebut kadar limbahnya tinggi. Maka belut harus segera dipindahkan.